Kisah Anak Nusantara

Sunday, June 5, 2016

Cerita Dongeng Legenda Putri Limaran

Cerita Dongeng Legenda dari Jawa Tengah Putri Limaran
Cerita Dongeng Indonesia adalah Portal Edukasi yang memuat artikel tentang Cerita Dongeng Legenda dari Jawa Tengah Putri Limaran, Dongeng Anak Indonesia, Cerita Rakyat Legenda Masyarakat Indonesia, Dongeng Nusantara, Cerita Binatang, Fabel, Hikayat, Dongeng Asal Usul, Kumpulan Kisah Nabi, Kumpulan Cerita Anak Indonesia, Cerita Lucu,Tips Belajar, Edukasi Anak Usia Dini, PAUD, dan Balita.

Putri Limaran adalah permaisuri raja yang cantik jelita. Walaupun berpenampilan sederhana namun tetap memiliki kecantikan yang luar biasa. Ia memiliki kegemaran membatik dan menyulam.

Pada suatu hari ketika Limaran sedang mengandung, raja berpamitan untuk pergi berburu. berhari-hari sang raja tidak kunjung pulang dari hutan. Untuk mengisi kekosongan waktu Limaran melakukan kegiatan sesuai kegemarannya. Ia sangat suka membatik di tempat yang tenang.

Saat itu ketika limaran sedang asyik membatik diatas pohon ditepian telaga, seorang peri buruk rupa sedang berkaca di air telaga tepat dibawah tempat Limaran membatik. Si peri Buruk rupa tampak tersenyum-senyum melihat bayangan cantik di air telaga. Ia menyangka bayangan itu adalah wajahnya "Alangkah cantiknya aku" gumamnya.

Baca Cerita Dongeng Ini Selengkapnya :
Namun apa yang terjadi ketika iatertawa lebar-lebar dan bayangan itu tetap membisu, ia dongakkan kepalanya keatas. dilihatny6a putri cantik sedang duduk diatas papan yang terpasang diatas pohon, ia menyadarai bahwa bayangan itu bukan dirinya. Bersamaan dengan itu sang putri melihat ke bawah. Sang putri sangat terkejut melihat peri yang buruk rupa berada dibawahnya, sehingga canting yang dipegangnya jatuh ke tanah.

Limaran berkata "hai peri, bila engkai mau menolongku mangambilkan canting itu, engkau akan aku ajak ke istana menjadi pelayanku". Mendengar kata Limaran sang peri buruk rupa merasa sangat gembira, lalu diambilnya canting yang jatuh dan diberikannya pada Limaran.

Sesuai dengan janji Limaran, maka si Buruk menjadi pembantu Limaran.Karena siburuk mampu menunjukan perangai yang baik, maka ia dangat dipercaya oleh sang putri. Namun dibalik itu semuahati si Buruk diliputi rasa iri dengan kecantikan dan kebahagiaan sang Putri. Ia berfikir, "Alangakah bahagianya bila aku dapat menjadi permaisuri seperti sang Putri." Maka ia selalu mencari kesempatan untuk menyingkirkan Limaran.

Kesempatan itu akhirnya tiba, ketika limaran hamil tua. Raja pergi berburu di jutan yang jauh dari kerajaan, karena itu pada saat Limaran melahirkan Raja tidak ada di istana. Kesempatan itu tidak disia-siakan oleh si Buruk. Dengan berdalih menolong, Limaran dapat diperdaya. Limaran mati saat melahirkan. Tubuhnya dikubur di halaman istana dan bayi limaran disusui oleh si Buruk.

Setelah sebulan lamanya, Raja kembali ke istana dengan hati bangga karena mendengar putranya telah lahir, namun betapa terkejutnya ketika raja mengetahui bahwa permaisurinya telah tiada. seketika wajahnya menjadi muram, si Buruk berusaha menghibur namun tidak berhasil.

Hari demi hari keadaan raja semakin memburuk. Dia sudah tidak mempedulikan lagi keadaan sekelilingnya. Kerjanya hanya termenung menunggui pusara permaisuri yang kini ditumbuhi bunga melati yang harum. hati si buruk semakin jengkel, maka ketika sang Raja tidak ada disana bunga melati itu dicabut dan dibuang jauh-jauh. Raja semakin kehilangan.

Ajaib, ditempat pembuangan bunga melati itu tumbuh pohon maja yang berbuah hanya satu. ketika buah itu matang mengundang selera seorang juru masak untuk memetiknya lalu dibawanya pulang. Aneh, buah itu dapat berbicara dan menjelma menjadi seorang putri cantik jelita. Juru masak dapat mengenalinya, ia dalah Limaran permaisuri Raja. Limaran meminta ijin juru masak untuk boleh tinggak di rumahnya. Juru masak yang kebetukan adalah seorang janda tidak merasa keberatan bahkan dengan senang hati ia menerimanya. -Selama tinggal di rumah juru masak, sang Putri selalu memperhatikan keperluan putranya. Ia membuat baju-baju bayi yang disulam indah serta membuat makanan kesukaan Raja. tentu sang raja menjadi bertanya-tanya siapakah gerangan yang mampu membuat makanan kegemarannya. Rupanya tidak mudah untuk mengetahui karena juru masak tidak mau berterus terang ketika ditanya. namun akhirnya rahasia itu terbongkar ketika sang Raja diam-diam mengikuti juru masak yang pulang kerumahnya. Pertemuan sang Raja dengan permaisuri sangat mengharukan. Sang putri lalu menceritakan semua peristiwa yang telah menimpanya. sang raja berjanji akan menghukum si Buruk setimpal dengan kesalahannya.

Si buruk rupa pun kemudian dihukum mati, mayatnya dikubur di belajang istana. Karena kejahatannya, maka diatas kuburnya tumbuh bunga bangkai yang berbau busuk.

Pesan moral Dongeng : Orang yang rendah hati tentu akan mendapat pertolongan Tuhan. Sebaliknya, orang yang iri dengki terhadap orang lain akan celaka.
Cerita Dongeng Indonesia memuat dengan lengkap unsur-unsur dan kaidah baku dalam menyajikan cerita dan dongeng, meliputi unsur Intrinsik yaitu meliputi Tema, Amanat/Pesan Moral, Alur Cerita/Plot, Perwatakan/Penokohan, Latar/Setting, dan Sudut pandang. dan kadang disertai unsur Ekstrinsik Cerita. Untuk belajar memahami itu semua, coba adik-adik tebak dari cerita diatas temanya apa, tokohnya siapa dan settingnya dimana, ayo siapa yang tahu?.


Akibat Kucing Yang Serakah

Fabel Akibat Kucing Yang Serakah
Cerita Dongeng Indonesia adalah Portal Edukasi yang memuat artikel tentang cerita Dongeng Fabel Akibat Kucing Yang Serakah, Dongeng Anak Indonesia, Cerita Rakyat Legenda Masyarakat Indonesia, Dongeng Nusantara, Cerita Binatang, Fabel, Hikayat, Dongeng Asal Usul, Kumpulan Kisah Nabi, Kumpulan Cerita Anak Indonesia, Cerita Lucu,Tips Belajar, Edukasi Anak Usia Dini, PAUD, dan Balita.

Hari itu masih sangat pagi, matahari pun belum menampakkan diri. Hewan-hewan masih banyak yang tidur dengan pulasnya. Namun di kejauhan nampak seekor kucing berjalan tergopoh-gopoh. Ia berjalan sambil membawa seember susu yang diletakkan di punggungnya. Sesekali ia menoleh ke kiri dan ke kanan. Sepertinya ia takut ada teman yang mengikutinya. "Syukurlah tidak ada yang melihatku," kata si kucing dalam hati.

Ketika si kucing merasa tubuhnya capek ia berniat untuk istirahat. Ia mencari tempat yang aman dari pengamatan teman-temannya. Namun langkahnya tiba-tiba terhenti manakala ia berjumpa dengan seekor Kancil yang sedang memeluk sebatang pohon bambu. Si kancil berkali-kali mencoba menggigit pohon bambu, seolah-olah hendak memecahkan batang bambu, namun dilepaskan lagi. Setelah usahanya gagal, si kancil nampak bersedih dan menangis. "Hu hu hu hu....gagal lagi usahaku," demikian rintih si kancil di hadapan si kucing.

Baca Cerita Dongeng Ini Selengkapnya :
Si kucing merasa iba dan ikut bersedih melihat si Kancil menangis tersedu-sedu. Lalu ia berusaha menyapanya.

"Hei, kenapa kamu bersedih dan menangis, Kancil?" tanya si Kucing.

Si Kancil tidak menjawab, bahkan tangisannya semakin menjadi-jadi. "Huuuhuuuuhuuuhuuuuu." Sebenarnya tangisan si kancil di hadapan si kucing hanya pura-pura saja. Dia berniat memberi pelajaran si kucing yang terkenal serakah dan suka mencuri susu milik teman-temannya. Si kancil jengkel setiap kali mendengar laporan akan kecurangan si kucing kepada teman-temannya.

"Wah, si kancil benar-benar bersedih, nih," pikir si kucing. Kemudian si kucing meletakkan ember yang berisi susu di bawah pohon. Dan si kancil masih memegang erat-erat batang pohon bambunya.

"Hei, Kancil...kenapa kamu bersedih ? Bolehkan aku tahu permasalahanmu?"

"Heeemmm....wah senang sekali apabila kamu bisa membantuku, Kucing," jawab si kancil.

"Iya...tapi apa masalahnya?"

"Begini, kawan," kata si Kancil mulai menyusun siasat. "Malam tadi aku mendapat batang bambu ajaib yang jatuh dari langit. Meskipun bambu ini tidak mempunyai akar namun lihatlah daun-daunnya nampak hijau segar. Pasti di dalamnya ada air ajaib di 6 ruasnya yang membuat daun-daun bambu ini nampak masih hijau segar. Pasti air ajaib itu bisa membuat kita awet muda dan sakti. Oleh karena itu, aku berusaha memecahkannya. Namun usahaku gagal. Aku sedih, kawan."

"Wah, ada air ajaib yang bisa membuat awet muda? Aku harus bisa merebutnya dari tangan si Kancil," pikir si Kucing. "Dasar si Kancil bodoh. Seharusnya membuka batang bambu dengan benda runcing seperti cakarku ini. Mana bisa memecah batang bambu dengan giginya."

" Begini saja, Cil," kata si kucing. "Bagaimana kalau batang bambumu ini aku tukar dengan setengah ember susuku?"

"Hahhh! Ditukar dengan Setengah ember susu? Ogah yaaaa....enak aja satu batang bambu ajaib ditukar setengah ember susu. Kamu tidak adil. Kamu mau enaknya sendiri. Kamu serakah," kata si Kancil sambil terus memeluk batang bambunya.

"Tapi susu ini masih segar dan lezat lho....kamu tinggal minum saja...enakkk, Cil. Daripada kamu kesulitan memecahkan batang bambu itu? Serahkan saja padaku. Kamu bisa menimati setengah ember susu ini"

"Ogaaaahhhh.....gak mauuuu....tidak sudiiii....Sekali tidak mau ya tetap tidak mau," kata si Kancil pura-pura bertahan dan menganggap bahwa batang bambunya benar-benar sakti.

"Kalau begitu...bagaimana kalau aku minta hanya setengah saja batang bambumu dan kita tukar dengan setengah ember susuku. Nah...adil kan?"

"Ogaaahhh...enak saja bambu ini dipotong separo...kesaktiannya bisa hilang, Cing!"

Si Kucing makin penasaran dengan sikap si Kancil. Dirinya harus bisa memiliki batang bambu itu bagaimanapun caranya agar dirinya bisa tetap awet muda dan sakti. Kalau dirinya sakti tentu ia bebas berbuat apa saja kepada teman-temannya. Ia bebas memiliki susu milik siapapun tanpa takut terhadap teman-temannya. Dan akhirnya ia nekat ingin menukar seember susunya dengan batang bambu yang dimiliki si Kancil.

"Begini saja, Cil. Bagaimana kalau batang bambumu itu aku tukar dengan seember susuku ini?"

Si kancil pura-pura keberatan dengan usul si kucing. Padahal dalam hati ia merasa bahwa kali ini si kucing akan menemui batunya. Kali ini si Kucing akan menerima ganjaran akan keserakahan dan kelicikannya.

"Kalau itu maumu, aku sih setuju-setuju saja, Cing. Tapi kamu ikhlas nggak menukar susumu dengan batang bambu ini?" tanya si Kancil.

"Ikhlas, Cil. Ayo mana batang bambumu!" kata si kucing tidak sabar ingin memiliki batang bambu milik si kancil. Dan ia akan segera memecahkannya agar bisa segera meminum air ajaib yang ada di tiap ruasnya. "Aku akan menjadi Kucing Sakti dan senantiasa awet muda. Asyiiikkkk," kata si kucing senang.

Kemudian si kancil melepaskan batang bambunya. Setelah Ia meraih seember susu milik si Kucing, lalu ia pergi meninggalkan si kucing sendirian.

"Horeeee....aku akan menjadi kucing sakti.iiiii!" teriak si kucing. Kemudian ia mengeluarkan cakar-cakarnya. Batang bambu yang ada dihadapannya dicakar-cakar berkali-kali agar bisa pecah. Ia terus berusaha memecahkannya. Akhirnya, setelah dengan perjuangan yang keras ia berhasil memecahkan batang bambu di hadapannya. Namun ternyata air sakti yang diharap-harapkannya ternyata tidak ada. Ia hanya mendapati ruas-ruas bambunya kosong tidak ada apa-apanya. Sedangkan daun bambu yang masih hijau disebabkan pohon bambu masih baru dipotong.

"Haahhhh! Sialan...mana air sakti itu!!???" teriak si kucing.

"Dasar si Kancil pembohong...aku telah ditipunya. Aku telah ditipunya....," kata si Kucing sambil bergegas lari mengejar si kancil yang telah membawa seember susunya.
Cerita Dongeng Indonesia memuat dengan lengkap unsur-unsur dan kaidah baku dalam menyajikan cerita dan dongeng, meliputi unsur Intrinsik yaitu meliputi Tema, Amanat/Pesan Moral, Alur Cerita/Plot, Perwatakan/Penokohan, Latar/Setting, dan Sudut pandang. dan kadang disertai unsur Ekstrinsik Cerita. Untuk belajar memahami itu semua, coba adik-adik tebak dari cerita diatas temanya apa, tokohnya siapa dan settingnya dimana, ayo siapa yang tahu?.


Raja Bijaksana dan Tiga Rakyatnya

Cerita Dongeng Indonesia adalah Portal Edukasi yang memuat artikel tentang cerita Dongeng Raja Bijaksana dan Tiga Rakyatnya, Dongeng Anak Indonesia, Cerita Rakyat Legenda Masyarakat Indonesia, Dongeng Nusantara, Cerita Binatang, Fabel, Hikayat, Dongeng Asal Usul, Kumpulan Kisah Nabi, Kumpulan Cerita Anak Indonesia, Cerita Lucu,Tips Belajar, Edukasi Anak Usia Dini, PAUD, dan Balita.

Dahulu kala, Ada sebuah kerajaan dipimpin seorang raja yang bijaksana dan adil. Dia enggan menggunakan kekayaan kerajaan untuk kepentingan pribadi dan keluarganya. Seluruh harta kekayaan kerajaan digunakan untuk memakmurkan rakyatnya. Sehingga tidak heran, seluruh rakyat senantiasa menaruh hormat dan kagum kepada sang raja dan keluarganya. Dan tidak heran seluruh titah raja senantiasa dipatuhi dan dilaksanakan dengan ikhlas oleh rakyatnya.

Suatu hari, baginda raja ingin menguji kesetiaan rakyatnya. Maka diutuslah seorang hulubalang untuk memanggil 3 orang rakyat yang telah dipilih secara acak oleh sang raja. Tidak lama kemudian, datanglah 3 orang rakyat yang dimaksud. Ketiga rakyat yang dipanggil sang raja beranggapan bahwa tentu sang raja akan memberi hadiah yang istimewa kepada mereka, karena sang raja begitu dermawan kepada rakyatnya.

Baca Cerita Dongeng Ini Selengkapnya :
"Assalamu'alaikum, rakyatku," sapa sang raja kepada ketiga rakyatnya yang telah berada di hadapannya.

"Walaikumussalam warahmatullahi wabarokatuh, paduka. Kami bertiga menghaturkan salam hormat," jawab ketiganya serentak.

"Hemmm...terima kasih kalian telah memenuhi undanganku. Aku memanggil kalian karena ingin memberi tugas untuk mengambilkan buah-buahan yang ada di wilayah kerajaan ini. Apa kalian mau mengerjakannya?"

"Waaah... dengan senang hati hamba akan mengerjakannya, paduka," jawab ketiganya.

Baginda raja senang mendengar jawaban yang tulus dan kesanggupan rakyatnya.

Lalu sang raja memerintahkan seorang prajurit mengambilkan 3 buah keranjang besar.

"Nah, masing-masing dari kalian harus memenuhi keranjang tersebut dengan aneka macam buah-buahan yang ada di wilayah kerajaan ini. Bila tugas kalian telah selesai maka bawalah buah-buahan tersebut ke hadapanku. Kalian mengerti?"

Ketiga rakyatnya mengangguk-anggukkan kepala tanda mengerti. Lalu mereka pergi dengan membawa keranjangnya masing-masing.

Ternyata, ketiga rakyatnya memiliki pemikiran yang berbeda terhadap tugas yang diembannya. Ada yang menganggap bahwa tugas sang raja adalah suatu kehormatan baginya, sehingga dia harus melaksanakan dengan senang hati dan penuh keikhlasan serta berusaha mempersembahkan aneka macam buah berkualitas kepada raja mereka. Rakyat kedua menganggap perintah itu biasa saja, sang raja tentu tidak akan memperhatikan dan tidak mungkin akan menghitung buah yang dia kumpulkan. Bukankah sang raja telah makmur dan kaya-raya, tentu tugas ini hanya sekedar menguji kesetiaan saja. Oleh karena itu, ia sembarangan memetik buah-buahan untuk sang raja. Buah-buahan mentah maupun yang sudah hampir busuk dia masukkan ke keranjang. Bahkan dia menata buah ke dalam keranjang juga sembarangan, tidak tertata. Selain itu. agar keranjangnya nampak menarik di hadapan sang raja maka dia sengaja menaruh buah-buahan yang segar dan masak di lapisan atas keranjangnya. Dan rakyat yang ketiga beranggapan bahwa tugas dari sang raja adalah sebuah penghinaan baginya. Dia sudah merasa hidupnya enak, kaya. semua serba ada tetapi sekarang disuruh mengambilkan buah buat si raja. Bukankah kalau sang raja ingin makan buah-buahan tinggal beli di pasar semua tentu ada. "Harta kerajaan khan banyak," pikir rakyat ketiga ini. Oleh karena itu, dia sengaja melaksanakan perintah raja dengan penuh kemalasan dan sembarangan. Dia ingin secepatnya memenuhi keranjangnya agar segera bisa mengakhiri pekerjaannya. Oleh karrena itu, dia mengisi keranjangnya dengan buah-buahan yang asal petik saja. Tidak peduli buah masak ataupun buah masih muda ia masukkan ke keranjangnya. Dia senantiasa bekerja dengan ngedumel. Menggerutu. Tidak ikhlas dalam mengerjakan tugas. Apapun jenis buah yang ada di hadapannya dia masukkan ke dalam keranjang. Bahkan buah-buahan yang beracunpun dia masukkan keranjangnya juga. Dia sengaja melakukan hal itu karena ingin membalas kesewenang-wenangan sang raja kepadanya.

Dan sore hari, ketiga rakyatnya telah mengisi seluruh keranjangnya dengan bermacam-macam buah-buahan sesuai dengan yang dipesan sang raja. Mereka bersama-sama menghadap sang raja.

"Wah...kalian memang benar-benar rakyatku yang setia dan taat terhadap perintah raja. Aku kagum dengan ketaatan kalian. Nah..karena bekal kalian sudah banyak maka aku perintahkan kepada para prajurit untuk membawa kalian menempati pulau-pulau terpencil yang telah disiapkan kerajaan. Pulau itu dihadiahkan kepada kalian bertiga. Disana tidak ada makanan secuilpun. Oleh karena itu, selama di pulau tersebut kalian hanya dibekali dengan sekeranjang buah-buahan yang telah kalian kumpulkan," demikian perintah sang raja. Lalu para prajurit membawa mereka menyeberangi pulau untuk ketiga rakyatnya.

Betapa terkejutnya ketiga rakyatnya mendengar titah sang raja. Sang raja memang telah menguji keikhlasan rakyatnya dalam mengabdi kepada rajanya. Perintah raja harus dilaksanakan.

"Jadi semua buah ini untuk hamba paduka?!" kata mereka. Dan ketiga rakyatnya menyambut keputusan raja dengan raut wajah yang berbeda.

Rakyat yang benar-benar ikhlas bekerja dan berusaha mempersembahkan kualitas terbaik dalam pengabdiannya maka akan merasakan kenikmatan dengan jerih payahnya untuk dirinya sendiri. Sementara rakyat yang menganggap biasa saja perintah sang raja maka akan menyesal karena tidak serius dan asal-asalan melaksanakan perintah sang raja. Sedangkan rakyatnya yang merasa perintah sang raja adalah sebuah penghinaan baginya dan melakukan tugas sembarangan maka akhirnya akan merasakan betapa sengsaranya hidup dengan bekal yang tidak berkualitas dan bekal yang terkesan asal-asalan.

"Sebenarnya Aku tidak butuh dengan hasil pekerjaan kalian karena aku sudah kaya dan tidak membutuhkan semua itu. Aku memerintahkan kalian mengerjakan tugas karena aku ingin melihat sampai sejauh mana kualitas dan ketulusan pengabdian kalian kepadaku," kata sang raja sambil menatap ketiga rakyatnya yang berjalan pergi bersama para prajurit menuju pulau terpencil bagi ketiganya.

Pesan moral cerita :
Tuhan itu maha kaya dan Maha bijaksana. Dia memerintahkan makhluknya untuk beribadah sebenarnya untuk melihat sejauh mana kualitas pengabdian kita kepada-Nya. Semua nilai ibadah yg kita kerjakan sebenarnya hasilnya untuk peningkatan kadar kualitas kita sendiri di hadapan-Nya.
Cerita Dongeng Indonesia memuat dengan lengkap unsur-unsur dan kaidah baku dalam menyajikan cerita dan dongeng, meliputi unsur Intrinsik yaitu meliputi Tema, Amanat/Pesan Moral, Alur Cerita/Plot, Perwatakan/Penokohan, Latar/Setting, dan Sudut pandang. dan kadang disertai unsur Ekstrinsik Cerita. Untuk belajar memahami itu semua, coba adik-adik tebak dari cerita diatas temanya apa, tokohnya siapa dan settingnya dimana, ayo siapa yang tahu?.


Kisah Si Burung Bayan dan Si Penggetah

cerita burung bayan cerita dongeng indonesiaCerita Dongeng Indonesia adalah Portal Edukasi yang memuat artikel tentang cerita Dongeng Kisah Si Burung Bayan dan Si Penggetah, Dongeng berasal dari Kepulauan Riau, Dongeng Anak Indonesia, Cerita Rakyat Legenda Masyarakat Indonesia, Dongeng Nusantara, Cerita Binatang, Fabel, Hikayat, Dongeng Asal Usul, Kumpulan Kisah Nabi, Kumpulan Cerita Anak Indonesia, Cerita Lucu,Tips Belajar, Edukasi Anak Usia Dini, PAUD, dan Balita.

Pada zaman dahulu, Tersebutlah seorang lelaki yang dikenal dengan nama si Penggetah. Si penggetah ini diambil dari keseharian lelaki itu sebagai penangkap burung dengan menggunakan getah. Si Penggetah sangat mahir dalam pekerjaannya. Burung-burung hasil tangkapannya kemudian dijual, dan uang hasil penjualan digunakan untuk kehidupan sehari-hari.

Si penggetah sudah sangat lama menjalani pekerjaanya tersebut, namun masih ada yang mengganjal dalam hatinya. Ratusan burung telah berhasil dia tangkap, namun dia belum berhasil menangkap burung bayan yang terkenal dapat berbicara seperti manusia. Oleh karena itu pada hari yang telah dia tentukan, dia berangkat ke hutan yang terkenal tempat bersarangnya burung bayan. “ Jika nanti aku berhasil menangkap burung Bayan, aku akan mengurungnya dengan sangkar emas. Aku juga akan merawatnya dengan baik.” Janji si Penggetah dalam hati. Sambil menaburkan getah pada batang pohon yang diduga tempat persinggahan Burung bayan.

Baca Cerita Dongeng Ini Selengkapnya :
Pada saat kesokan harinya si Penggetah memeriksa hasil pekerjaannya kemarin. Dia sangat bergembira setelah mendapati seekor burung Bayan terjebak dalam getah buatannya. Si Penggetah lantas membersihkan bulu-bulu burung Bayan yang masih ditempeli getah. Seraya memasukan baurung bayan hasil tangkapannya, si Penggetah berujar pelan.” Sesungguhnya aku telah berjanji jika berhasil menangkapmu, maka aku akan memasukan kedalam sangkar emas dan memeliharamu dengan baik. Namun saat ini aku sangat sulit melaksanakan janjiku karena kondisiku sangat miskin.”

Secara tidak terduga, burung Bayan itu menukas ucapan si Penggetah.” Jika engkau memang menghendaki emas, tampunglah kotoranku. Percayalah, kotoranku itu kelak akan berubah menjadi emas.”

Meski awalnya ragu, namun si Penggetah melaksanakan nasihat si burung Bayan. Dia menampung kotoran si burung bayan dan menyimpannya. Kejaiban terjadi, pada saat esok hari nya kotoran si Burung bayan berubah menjadi butiran-butiran emas. Si Penggetah lantas mengumpukan butiran-butiran emas tersebut. Sampai dirasanya cukup, dia menjual butiran-butiran emas itu dan membeli sebuah sangkat emas besar untuk si burung Bayan. Si penggetah tidak melupakan janjinya pada si burung Bayan, dia juga membeli makanan dan buah-buahan yang sangat disukai si burung bayan.

Berita mengenai Burung Bayan ajaib yang dimiliki si Penggetah dalam waktu singkat langsung menyebar. Kabar keberadaan burung Bayang yang kotorannya dapat berubah menjadi emaspun sampai ke telinga Raja Helat yang merupakan raja yang berkuasa di wilayah si Penggetah tinggal. Raja Helat sangat rakus dan kejam orangnya. Jika dia menginginkan sesuatu, maka apa yang diingikan tersebut harus menjadi miliknya. Dia tidak akan segan-segan merampas dan menggunakan kekerasan untuk mewujudkan setiap keinginannya. Tidak berapa lama setelah mendengar kabar tersebut, Raja Helat langsung memerintahkan hulubalangnya yaitu Bujang Selamat untuk merampas Burung Bayan ajaib itu dari tangan si Penggetah. “ Minta burung bayan itu agar dapat kumiliki, namun jika pemiliknya menolak, rampas saja dengan kekerasan.”

Bujang Selamat lantas berangkat menuju gubug tempat dimana Si Penggetah tinggal. Sesuai perintah raja Helat, Bujang Selamat meminta si Penggetah menyerahkan Burung Bayan miliknya kepada Raja Helat.

Sesungguhnya Si Penggerah sangat enggan menyerahkan Burung Bayan tersebut kepada Bujang Selamat, namun untuk menolakpun dia tidak memiliki keberanian. Dia tahu hukuman berat yang sedang menunggunya jika dia menolak keinginan Raja Helat. Dai pun memberikan usul.” Bagaimana jika kamu tanya sendiri saja perihal keinginan Sri Baginda kepada Burung Bayan peliharaanku.”

Bujang Selamat setuju dengan usula dari Si Penggetah.

“Wahai Burung Bayan.” Kata si Penggetah.” Tentu engkau sudah mendengar pembicaran aku dengan Hulubalang istana ini. Sekarang jawablah, apakah engkau bersedia menjadi peliharaan Raja Helat atau tidak. “

Burung Bayan menatap bujang Selamat lekat-lekat sebelum menjawab.” Bujang Selamat, jika Raja Helat mampu memenuhi syarat-syarat yang kuajukan, aku bersedia dengan suka rela menjadi peliharaan Raja Helat.”

“Syarat apa yang engkau kehendaki?” Tanya Bujang Selamat.

“Syarat yang kuajukan sangat mudah.” Ucap burung Bayan.” Aku akan bercerita tentang berbagai kisah. Aku ingin Raja Helat dan keluarganya mendengarkan ceritaku sampai selesai. Sebelum ceritaku berakhir, aku tidak boleh berpindah kepemilikan. Sampaikan kepada Raja Helat mengenai permintaanku ini. Jika Raja Helat bersedia, maka aku juga akan bersedia pula menjadi peliharaanya.”

Bujang Selamat segera melaporkan persyaratan yang diajukan Burung Bayan kepada Raja Helat. Mendengar cerita hulubalangnya, Raja Helat tanpa berpikir panjang segera menyetujui persyaratan itu. Raja helat berpendapat syarat yang diajukan Burung Bayan sangat mudah. Burung Bayan pun lantas dibawa ke Istana kerajaan.

Dihadapan Raja Helat dan keluarganya burung Bayan mulai bercerita. Sangat menarik ternyata cerita yang disampaikan si Burung Bayan. Raja Helat dan keluarganya yang mendengar seperti disihir untuk terus mendengarkan kisah-kisah yang diceritakan si Burung Bayan. Mereka ingin terus mendengarkan cerita itu sampai selesai. Melihat antusiasme Raja Helat dan keluarganya, Si Burung Bayan kembali mengajukan syarat.” Hendaknya Paduka membayar cerita hamba ini dengan segantang emas murni, makanan dan minuman untuk ku.”

“Segantang emas murni?” bola mata Raja Helat membesar, sifat aslinya yang kikir terlihat jelas diwajahnya.” Aku harus membayar ceritamu dengan segantang emas murni, makanan dan juga minuman untukmu?”

“Benar.” Jawab Si burung Bayan. “ Sesuai perjanjian kita sebelumnya, jika hamba belum selesai bercerita, maka hamba tidak boleh berpindah pemilik. Untuk cerita hamba ini paduka harus membayar kepada pemilik hamba yaitu si Penggetah.”

Raja Helat terpaksa memenuhi permintaan si burung Bayan. Segantang emas memang jumlahnya sangat banyak bagi rakyat, namun bagi Raja Helat jumlah itu sedikit jika dibandingkan dengan hartanya yang disimpan di gudang istana. Gudang kerajaan sangat banyak menyimpan emas, makanan dan minuman. Itu didapatkan dari pajak kepada rakyat yang sangat tinggi. Semua harta dan makanan itu ditimbun hanya untuk kesejahteraan dirinya dan keluarganya. Sama sekali tidak terpikir olehnya mengenai kesejahteraan Rakyat yang dipimpinnya. Karena dia berpikir bahwa hartanya tidak akan habis untuk membayar seluruh cerita si burung Bayan, Raja Helatpun memberikan permintaan si Burung Bayan kepada Si penggetah.

Si Penggetah yang merasa harta yang diberikan kepadanya bukalah haknya, melainkan hak seluruh rakyat miskin yang selama ini mebayar pajak tinggi untuk kerajaan. Oleh karena itu si Penggetah justru membagikan kembali harta dan makanan yang diterimanya kepada rakyat yang ada dikerajaan tersebut. ]

Diluar dugaan Raja Helat, Si Burung Bayan benar-benar cerdik. Ceritanya tidak hanya menarik, namun juga panjang dan terus bersambung. Raja Helat dan keluarganya seperti terkena candu untuk terus mendengarkan cerita dari si Burung Bayan. Setiap kali menyelesaikan satu bagian dari cerita panjuangnya, si Burung Bayan meminta bayaran segantang emas murni, makanan dan minuman. Raja Helat terus memenuhi permintaan tersebut. Karena cerita itu terus berkembang, hingga berbulan-bulan kemudian cerita itu belum juga selesai. Telah berpuluh-puluh gantang emas diberikan Raja Helat kepada si Penggetah, disamping berkarung karung makanan, buah-buahan dan minuman. Raja Helat tidak menyadari bahwa gudang penyimpanan hartanya semekin lama semakin kosong. Sampai akhirnya tibalah saat dimana seluruh harta Raja Helat yang disimpan digudangnya habis. Raja Helat yang kikir saat ini tidak memiliki harta. Rakyat yang selama ini dibantu oelh si Penggetah jadi tahu perilaku buruk Raja mereka yang suka menimbun harta untuk dirinya sendiri. Mereka melihat Raja Helat tidak pernah memikirkan kesejahteraan mereka. Rakyat yang marah akhirnya bersatu padu dengan perajurit dan hulubalang kerajaan untuk menggulingkan kekuasaan Raja Helat dan keluarganya.

Rakyat, hulubalang dan para perajurit sepakat untuk mengangkat si Penggetah menjadi raja mereka menggantikan Raja Helat yang kikir dan kejam.

Bertahtalah si penggetah selaku Raja. Dia mengangkat Si Burung Bayan menjadi penasehat kerajaan. Karena saran dan nasihat si Burung Bayan yang cerdas dan bijak, si Penggetah dapat menjalankan kerajaan itu dengan baik. Kesejahteraan Rakyat senantiasa menjadi prioritas utama, dia tidak pernah menumpuk kekayaan seperti yang dilakukan oleh Raja Helat.

Segenap Rakyat kerajaan dapat hidup dengan tenang, damai dan sejahtera dalam pemerintahan si penggetah. Sementara si Penggetah pun hidup berbahagia bersama si burung Bayan yang tetap ditunjuknya selaku penasihat kerajaan.

Pesan Moral dari Cerita Anak Indonesia Kisah Si Burung Bayan dan Si Penggetah adalah :

Kekejaman dan keserakahan penguasa akan ditumbangkan oleh kekuatan rakyat yang dipimpin oleh penguasa. Hanya penguasa yang senantiasa memikirkan dan mengusahakan kesejahteraan rakyatnya saja yang akan dicintai oleh rakyatnya. Pesan moral lainnya adalah jangalan berlaku kikir dan kejam, karena kebahagiaan sejati akan didapatkan dari kedermawanan dan kasih sayang.
Cerita Dongeng Indonesia memuat dengan lengkap unsur-unsur dan kaidah baku dalam menyajikan cerita dan dongeng, meliputi unsur Intrinsik yaitu meliputi Tema, Amanat/Pesan Moral, Alur Cerita/Plot, Perwatakan/Penokohan, Latar/Setting, dan Sudut pandang. dan kadang disertai unsur Ekstrinsik Cerita. Untuk belajar memahami itu semua, coba adik-adik tebak dari cerita diatas temanya apa, tokohnya siapa dan settingnya dimana, ayo siapa yang tahu?.


Sunday, January 24, 2016

Cerita Dongeng Fabel Putri Tikus

Cerita Dongeng Anak Legenda Putri Tikus
Cerita Dongeng Indonesia adalah Portal Edukasi yang memuat artikel tentang cerita Cerita Dongeng Fabel Putri Tikus, Dongeng Anak Indonesia, Cerita Rakyat Legenda Masyarakat Indonesia, Dongeng Nusantara, Cerita Binatang, Fabel, Hikayat, Dongeng Asal Usul, Kumpulan Kisah Nabi, Kumpulan Cerita Anak Indonesia, Cerita Lucu,Tips Belajar, Edukasi Anak Usia Dini, PAUD, dan Balita.

Pada zaman dahulu kala, di sebuah kerajaan hiduplah seorang Raja dengan ketiga Putranya. Ketiga Putranya kini sudah tumbuh menjadi dewasa. Karena ketiga Pangeran sudah dewasa, Raja sangat berharap mereka segera menikah.

Suatu hari, Raja menyuruh ketiga Pangeran untuk pergi mengembara. Dengan begitu mereka dapat mencari seorang istri. Akhirnya, Pangeran sulung, meminta restu sang Raja. Namun, di tengah perjalanan. Pangeran Sulung melihat seekor Tikus. Tikus berlari kesana kemari, Tikus itu terlihat berbeda dari Tikus lainnya. akhirnya, Tikus berlari menghampiri kaki Kuda yang di naiki Pangeran Sulung, Pangeran Sulung berusaha supaya Kudanya tidak menginjak si Tikus, namun, Tikus tidak mau pergi.

Baca Cerita Dongeng Ini Selengkapnya :

‘’ Hei, Tikus. Pergilah! Jangan sampai kau, di injak oleh Kudaku!’’ teriak Pangeran Sulung.

‘’ Jangan injak aku Pangeran tampan. Ajaklah aku ke Istana, dan jadikan aku tunanganmu.’’ Kata si Tikus.
Cerita Dongeng Anak Dunia Legenda Putri Tikus

‘’ Hahaa. Apa yang kau katakana? Aku harus membawamu dan menjadikanmu sebagai tunanganku? Itu tidak mungkin.!’’ Jawab Pangeran Sulung, ia langsung pergi dan mempercepat kudanya.

Tidak lama kemudian, Pangeran Sulung memberikan kabar ke pada Raja, ia sudah bertemu dengan Putri cantik dari kerajaan tetangga. Setelah mendapat kabar baik, Pangeran Kedua langsung pergi mengembara. Sama persis seperti Pangeran Sulung, ia bertemu seekor Tikus. Tikus memohon untuk di jadikan tunangannya. Pangeran Kedua tidak meghiraukan dan langsung pergi dengan cepat. Pangeran Kedua pun berhasil bertemu dengan Putri dari kerajaan lain.

Akhirnya, Pangeran Bungsu meminta restu Raja untuk segera pergi mengembara dan membawa Putri cantik. Namun, di tengah perjalanan ia pun bertemu dengan seekor Tikus sama seperti kedua kakaknya. Si Tikus pun memohon dengan sangat sedih. Agar Pangeran Bungsu membawanya ke istana dan menjadikannya sebagai tunangan. Pangeran Bungsu merasa sangat kasihan melihat si Tikus memohon. Ia bersedia menerima si Tikus.

Tikus, langsung mengajak Pangeran untuk melihat tempat tinggal yang di huninya. Tikus berlari mendahului Pangeran Bungsu untuk menunjukkan jalan. Hatinya sangat gembira. Pangeran Bungsu menaiki Kuda dan mengikuti dari belakang dan sampailah di sebuah batu yang sangat besar.

‘’ Pangeran, disilah tempat tinggalku. Tunggulah sebentar’’ kata Tikus masuk kedalam liang kecil.

Pangeran Bungsu sangat penasaran. Ia langsung turun dari Kudanya dan menghampiri liang Tikus terebut. Tiba-tiba terpancarlah sinar kearah Pangeran Bungsu. Setelah ia menunggu cukup lama. Akhirnya, keluarlah si Tikus dan menyerahkan cincinnya kepada Pangeran Bungsu. Cincin itu sangat indah, Pangeran pun sangat terkejut melihat cincin yang indah dan belum pernah di lihatnya.

Pangeran Bungsu segera kembali ke Istananya. Ia pun menunjukan cincin dari Tikus. Namun, ia sama sekali tidak mau menceritakan dari mana asal Putri yang menjadi pilihannya. Semua orang dalam istana terkejut melihat keindahan cincin yang ia kenakan. Cincin kedua kakaknya tidak seindah cincin yang di miliki Pangeran Bungsu. Setelah beberapa saat. Raja memanggil ketiga Putranya.

‘’ Anak-anakku, aku ingin ingin sekali memakan roti buatan calon-calon menantuku. Pergilah dan Tolong sampaikan pesanku ini kepada calon istri kalian!’’ kata Raja.

Pangeran Bungsu sangat kebingungan. Ia berpikir bagaimana cara Tikus tunangannya membuatkan roti untuk Raja. Akhirnya, ia memutuskan untuk menceritakan apa permintaan ayah. Pangeran Bungsu langsung pergi menemui si Tikus dan memanggilnya. Ia menanyakan apakah Tikus sanggup membuatkan roti.

‘’ Pangeran, apakah hanya itu permintaan Raja? Tidak usah khawatir Pangeran, besok pagi roti yang di inginkan Raja akan aku siapkan.’’

Pangeran segera kembali ke istana dan sangat berharap Tikus tunangannya benar-benar dapat membuatkan roti. Keesokan harinya, Pangeran Bungsu segera kembali ke rumah Tikus. Ia melihat Tikus sudah menunggunya dan roti pesanan Raja. Pangeran Bungsu segera membawa roti tersebut ke istana.

Raja pun langsung mencicipi roti buatan calon-calon menantunya. Kedua kakaknya membawa roti yang rasanya biasa. Namun, Roti yang paling lezat, adalah roti buatan Tikus calon istri dari Pangeran Bungsu.

‘’ Aku sudah memcicipi roti buatan calon istri kalian. Sekarang, aku ingin tahu, apakan mereka dapat membuatkan minuman yang enak untukku.’’ Kata Raja.

Ketiga Pangeran langsung pergi menemui calon istrinya masing-masing untuk memberitahukan permintaan Raja yang kedua. Si tikus pun menyuruh Pangeran Bungsu untuk kembali keesokan harinya. Keesokan harinya Pangeran Bungsu kembali, dan ia melihat sebuat pot emas dan di hiasi batu-batu mulia, sudah siap. Ketika tutup pot di buka, terciumlah bau yang sangat wangi dan segar.

Raja pun langsung mencicipi minuman itu. Namun, Raja tidak pernah minum minuman sesegar dan seenak buatan si Tikus. Raja sangat bahagia. ‘’ Kalian bertiga, sudah berhasil mendapatkan calon istri yang baik. Namun, Putra Bungsu tunanganmu lah yang terbaik. Roti dan minuman buatannya sangat enak.’’ Kata sang Raja.

Akhirnya, Raja meminta ketiga Putranya untuk membawa calon istrinya ke istana. Raja ingin sekali melihat wajah calon menantunya.

Pangeran Bungsu pun mulai kebingungan. ‘’ sekarang, apa yang harus aku lakukan? Bagaimana mungkin aku membawa Tikus ke istana.’’ Pangeran Bungsu langsung pergi menemui Tikus dan mengabarkan untuk membawanya ke istana.

‘’ Tikus, sejujurnya aku sangat khawatir, bagaimana caranya aku membawamu ke istana.’’ Kata Pangera Bungsu.

‘’ Jangan khawatir Pangeran. Semuanya akan berakhir dengan baik. Namun, Pangeran harus menuruti semua yang aku katakana. Siapkan satu kulit telur, enam ekor kumbang, dan dua ekor lalat.’’ Jawab si Tikus.

‘’ Ikatka keenam ekor kumbang pada kulit telur tersebut, kemudia pasangkan ke dua ekor lalat dalam kulit telur, satu di depan dan di belakangku. Aku akan berada paling belakang, dan saat aku tiba di istana nanti, tirukan apa yang kedua kakak Pangeran lakukan kepada calon istrinya. Semuanya akan berakhir dengan baik.’’ Sambungnya.

Pangeran Bungsu menuruti apa yang dikatakan si Tikus. Hatinya pun sedikit ragu dan khawatir apa yang akan terjadi. Tidak lama kemudian, Tikus duduk di dalam kulit telur dan berangkatlah mereka keistana. Pengeran Bungsu melihat kedua kakaknya menggendong dan mencium calon istrinya. Pangeran Bungsu pun melakukan peris seperti kakaknya.

Tanpa di duga, tiba-tiba, seorang Putri cantik berada dalam gendongan Pangeran Bungsu dan kendaraan yang di naiki Tikus berubah menjadi sebuah kereta indah. lengkap dengan pengawalnya. Mereka pun masuk ke dalam istana. Semua orang yang berada dalam istana sangat terpesona melihat kecantikan Putri Tikus. Setelah mengenalkan calon istri dari ketiga Pangeran. Putri-putri tersebut kembali ke istana masing-masing.

Pangeran Bungsu mengantarkan Putri Tikus kembali rumahnya. Batu tempat tinggalnya berubah menjadi istana yang indah dan megah. Ternyata Putri terkena kutukan penyihir jahat, sehingga istananya berubah menjadi batu dan ia berubah menjadi Tikus.

Akhirnya, Putri dan Pangeran Bungsu menikah, dan hidup sangat bahagia.

Pesan moral dari Cerita Dongeng Anak Dunia : Legenda Putri Tikus adalah jangan melihat orang lain ndari penampilan luarnya saja. Setiap orang memilki kelebihan yang mungkin kita tidak tahu.

Bagaimana adik-adik, apakah kalian suka dengan kisah dongeng anak kali ini? Jika kalian suka jangan lupa baca kisah menarik lainnya
Cerita Dongeng Indonesia memuat dengan lengkap unsur-unsur dan kaidah baku dalam menyajikan cerita dan dongeng, meliputi unsur Intrinsik yaitu meliputi Tema, Amanat/Pesan Moral, Alur Cerita/Plot, Perwatakan/Penokohan, Latar/Setting, dan Sudut pandang. dan kadang disertai unsur Ekstrinsik Cerita. Untuk belajar memahami itu semua, coba adik-adik tebak dari cerita diatas temanya apa, tokohnya siapa dan settingnya dimana, ayo siapa yang tahu?.


Monday, October 26, 2015

Dongeng Fabel Burung Hantu dan Belalang

Dongeng Fabel Burung Hantu dan Belalang
Cerita Dongeng Indonesia adalah Portal Edukasi yang memuat artikel tentang cerita Dongeng Fabel Burung Hantu dan Belalang, Dongeng Anak Indonesia, Cerita Rakyat Legenda Masyarakat Indonesia, Dongeng Nusantara, Cerita Binatang, Fabel, Hikayat, Dongeng Asal Usul, Kumpulan Kisah Nabi, Kumpulan Cerita Anak Indonesia, Cerita Lucu,Tips Belajar, Edukasi Anak Usia Dini, PAUD, dan Balita.

Jaman dahulu, di sebuah hutan hidup Seekor burung hantu tua. Suatu ketika ia keluar dari sarangnya karena merasa terganggu mendengar seekor belalang bernyanyi dengan sangat berisik.

"Kau tak punya sopan santun ya? Setidaknya hormatilah aku, karena usiaku. Biarkan aku tidur tenang," kata burung hantu tua kepada belalang, "Diamlah atau pergilah segera!"

Baca Cerita Dongeng Ini Selengkapnya :
Belalang mengacuhkan ucapan burung hantu tua. Soalnya, belalang merasa berhak untuk tetap di tempat sambil terus bernyanyi. Yang ada malah belalang bernyanyi lebih keras. Memekakkan telinga.

Burung hantu tua tahu tak berguna berdebat dengan belalang. Tubuh rentanya membuatnya sulit bergerak cepat. Karena itu, dia berkata baik-baik kepada belalang, "Baiklah, ketimbang berdebat lebih baik aku mengalah. Mari kunikmati nyanyianmu di sini, sekarang juga. Oiya, aku memiliki banyak makanan dan minuman di sarangku. Bila kamu sudah selesai bernyanyi kemarilah. Nikmati makanan dan minuman ini bersamaku."

Belalang itu mengikuti ucapan burung hantu tua. Sewaktu berada dalam jarak yang cukup, burung hantu tua segera menerkam belalang. Mati dimakanlah belalang bodoh.
Cerita Dongeng Indonesia memuat dengan lengkap unsur-unsur dan kaidah baku dalam menyajikan cerita dan dongeng, meliputi unsur Intrinsik yaitu meliputi Tema, Amanat/Pesan Moral, Alur Cerita/Plot, Perwatakan/Penokohan, Latar/Setting, dan Sudut pandang. dan kadang disertai unsur Ekstrinsik Cerita. Untuk belajar memahami itu semua, coba adik-adik tebak dari cerita diatas temanya apa, tokohnya siapa dan settingnya dimana, ayo siapa yang tahu?.

Saturday, September 12, 2015

Cerita Legenda Asal Usul Banjarnegara

Cerita Dongeng Indonesia adalah Portal Edukasi yang memuat artikel tentang Cerita Legenda Asal Usul Banjarnegara, Cerita Rakyat Jawa Tengah
Cerita Dongeng Indonesia adalah Portal Edukasi yang memuat artikel tentang Cerita Legenda Asal Usul Banjarnegara, Cerita Rakyat Jawa Tengah, Dongeng Anak Indonesia, Cerita Rakyat Legenda Masyarakat Indonesia, Dongeng Nusantara, Cerita Binatang, Fabel, Hikayat, Dongeng Asal Usul, Kumpulan Kisah Nabi, Kumpulan Cerita Anak Indonesia, Cerita Lucu,Tips Belajar, Edukasi Anak Usia Dini, PAUD, dan Balita.

Kota Banjarnegara terletak di antara Kota Wonosobo di sebelah timur dan Kota Purbalingga di sebelah barat. Sebelah selatan berbatasan dengan Kota Kebumen dan di sebelah utara berbatasan dengan Kota Batang dan Pekalongan.

Adalah Kyai Maliu, seorang tokoh agama kharismatik yang sangat dihormati. Sudah berhari-hari Kyai Maliu menyusuri hutan, gunung, dan lembah. Namun, tempat yang dicari belum ditemui. Rasa lelah dan haus tidak dihiraukan. Hanya satu yang dicari, yaitu suatu tempat yang cocok untuk mendirikan sebuah pondok.

Baca Cerita Dongeng Ini Selengkapnya :
Sampailah Kyai Maliu di suatu tempat yang menarik hatinya. “Keindahan alam sekitar kali Merawu ini sangat mengesankan. Apa ini tempat yang saya cari selama ini?” demikian hatinya bertanya. Tanah di sekitar Kali Merawu berundak dan berbanjar sepanjang aliran sungai. Di sekitarnya berdiri pegunungan Kendeng yang indah dan berhawa sejuk. Maka, segerta dibangunnya pondok yang indah menghadap Kali Merawu. Tempat itu sekarang berada di sekitar jembatan Clangap.

Kyai Maliu berperangai baik dan jujur. Selain itu ia juga tekun bekerja dan berdisiplin tinggi. Karenanya, ia sangat berwibawa dan disegani banyak orang. Tidak mengherankan kalau segala perilakunya menjadi anutan warga di sekitanya. Waktu demi waktu terus berjalan dan akhirnya daerah sekitar pondok Kyai Maliu menjadi desa baru yang indah, bersih, dan teratur.

Pada suatu hari Kyai Ageng Maliu mengumpulkan semua warganya di padepokannya. “Bapak-bapak, Ibu-ibu, dan Saudara semua, terima kasih kalian sudi mendatangi undangan saya,” berkatalah Kyai Maliu dihadapan warga yang diundangnya. Kemudian lanjutnya, “Apa kalian kerasan tinggal di tempat ini?” Semua warga menjawab sudah betah dan nyaman tinggal di tempat baru tersebut. “Baik, terima kasih. Namun, ada suatu hal akan saya sampaikan kepada kalian.” “Sesuatu apa, Kyai?” tanta seorang warga. “Kalian tahu tempat ini belum bernama. Nah, maksud undangan saya kepada kalian adalah untuk bermusyawarah menetapkan nama yang cocok untuk desa kita ini.”

Kemudian musyawarah menentukan nama desa dilaksanakan. Banyak yang mengusulkan nama dengan alasan masing-masing. Karena banyak perdebatan, maka Kyai Maliu juga mengusulkan sebuah nama, yaitu Banjar. Alasannya, selain tempatnya indah, tanah-tanahnya berundak dan berbanjar. “Aku setuju Kyai….” jawab sesorang. “Aku juga setuju Kyai….” jawab yang lainnya hampir serempak. Atas dasar musyawarah warga hari itu juga, Kyai Maliu diangkat menjadi petinggi dan kemudian dikenal sebagai Kyai Ageng Maliu Petinggi Banjar.

Kyai Ageng Maliu terkenal sebagai pemimpin yang memiliki rasa asah, asih, dan asuh sehingga sangat dicintai oleh rakyatnya. Penduduk desa Banjar sangat giat dalam bekerja di sawah-sawah. Tidak heran kalau rakyatnya hidup makmur dalam hal sandang, pangan, dan papan. Dibawah kepemimpinannya desa Banjar berhasil menjadi desa yang mandiri dan berswasembada pangan. Bahkan desa Banjar pada saat itu sempat menjadi lumbung padi untuk daerah- daerah di sekitarnya.

Kehidupan beragama juga tumbuh dengan subur dan menjiwai segenap aspek kehidupan rakyatnya. Masjid-masjid selain digunakan sebagai tempat ibadah salat juga digunakan untuk bermusyawarah dalam memecahkan segala urusan desa. Mulai dari menentukan kapan waktu yang cocok untuk menanam padi, perawatan, dan memanen. Semuanya dikerjakan dengan gotong royong dan penuh rasa kekeluargaan. Tidak heran kalau pada waktu itu desa Banjar terkenal hingga luar daerah dan mengundang perhatian para ulama besar yang sedang melaksanakan dakwah Islam.

Suatu hari, datanglah tiga orang tamu ke pondok Kyai Ageng Maliu. “Wa’alaikum salam….” Kyai Ageng Maliu menjawab salam tamunya seraya menuju ke pintu. Dilihatnya tiga orang tamu yang dipastikan bukan berasal dari daerah Banjar. Cara berpakaian dan tutur katanya setidaknya bisa dijadikan alasan. “Mari Kisanak, silakan masuk….!” ucap Kyai Ageng Maliu sambil menjabat tangan ketiga tamunya satu per satu. “Terima kasih Kisanak telah menerima kami dengan baik. Oh ya, perkenalkan, saya adalah Giri Wasiyat dari Gresik. Sedangkan kedua ini adalah saudaraku, Kangmas Prapen dan Dimas Giri Pit. Kami bertiga adalah putra Rama Sunan Giri dari Gresik.” “Allahuakbar…. saya kedatangan tamu agung rupanya….” “Jangan berlebihan Kisanak. Saya sudah tahu bahwa Kisanak petinggi desa ini. Santri-santri yang belajar di pondok sangat banyak. Untuk itu kami bertiga menyempatkan datang kemari untuk saling bertukar pengalaman.” “Jangan berkata begitu Pangeran. Kalau saya berani berdakwa itu hanya berbekal niat. Namun, saya yakin kalau Pangeran bertiga selain bekal niat juga telah memiliki ilmu agama yang mumpuni.” “Di mata Allah kita itu sama. Segala ilmu adalah milik Allah. Kita hanya dipinjami, itupun sangat terbatas. Namun demikian, jika ilmu yang sedikit ini diamalkan untuk orang lain, maka jadilah ilmu yang bermanfaat, demikian Rama Sunan Giri pernah berwasiat menirukan sabda Nabi Muhammad.”

Semenjak kedatangan tamu dari Gresik, hampir setiap malam diadakan pengajian umum. Rakyat desa Banjar benar-benar merasa beruntung dapat menimba ilmu keagamaan secara luas dari seorang ulama besar secara langsung. Kyai Ageng Maliu banyak berguru kepada Kyai Ageng Giri Wasiyat. Kyai Ageng Maliu sendiri adalah orang yang cerdas, jujur, disiplin, dan taat beribadah. Tidak heran kalau Kyai Ageng Giri Wasiyat sangat tertarik akan sikap terpuji Kyai Ageng Maliu, tuan rumah sekaligus santrinya itu.

Untuk memperkokoh persahabatan dan sebagai penghargaan atas kebaikan Kyai Ageng Maliu, beliau berdua sepakat akan menghadiahkan putrinya, Nyai Barep, kepada Kyai Ageng Maliu sebagai istrinya. Terjadilah pernikahan dan Nyai Barep resmi menjadi istri Kyai Ageng Maliu. Selepas kepergian Sunan Giri Pit dan Pangeran Giri Wasiyat, Kyai Ageng Maliu bersama istrinya tetap meneruskan dakwah membina warga desa Banjar dalam bidang keagamaan dan pertanian.

Desa Banjar berkembang sangat pesat. Selain sebagai pusat penyebaran agama, juga tempat bertemunya para pedagang. Karena sebagai tempat perniagaan maka desa itu semakin ramai dan berpenduduk banyak. Akhirnya desa itu berkembang menjadi sebuah kota atau tepatnya disebut kadipaten.

Semula Kadipaten Banjar berlokasi di sebelah timur kali Merawu, kemudian pindah ke sebelah barat kali Merawu dan kemudian dikenal dengan nama Banjar Watu Lembu. Selanjutnya pusat pemerintahan dipindahkan dari Banjar Watu Lembu ke sebelah selatan kali Merawu yang sekarang menjadi Kota Banjarnegara. Lokasi pusat pemerintahan di daerah pesawahan yang cukup lebar (Banjar), dan dinamakan Banjarnegara. Banjarnegara berasal dari dua kata yaitu Banjar yang artinya sawah atau lebar dan negara yang artinya kota. Jadi dahulu kala kota Banjarnegara didirikan di daerah pesawahan yang cukup lebar dan datar.

Legenda ini menceritakan asal mula kota Banjarnegara yang berasal dari kata banjar yang berarti sawah/tempat yang luas dan Negara yang berarti kota.

Pesan Moral dari  Cerita Legenda Asal Usul Banjarnegara adalah : Bahwa setiap pemimpin yang baik yang memerhatikan kehidupan rakyatnya akan senantiasa dicintai rakyatnya pula. Maka tidak mengherankan bahwa tempat yang semula hanya berdiri sebuah pondok akhirnya menjadi desa hingga kemudian menjadi berkembang menjadi sebuah kadipaten (kabupaten). Hal ini menunjukkan bahwa Ki Ageng Maliu berhasil menjadi seorang pemimpin yang baik.
Cerita Dongeng Indonesia memuat dengan lengkap unsur-unsur dan kaidah baku dalam menyajikan cerita dan dongeng, meliputi unsur Intrinsik yaitu meliputi Tema, Amanat/Pesan Moral, Alur Cerita/Plot, Perwatakan/Penokohan, Latar/Setting, dan Sudut pandang. dan kadang disertai unsur Ekstrinsik Cerita. Untuk belajar memahami itu semua, coba adik-adik tebak dari Cerita Legenda Asal Usul Banjarnegara diatas temanya apa, tokohnya siapa dan settingnya dimana, ayo siapa yang tahu?.


Ad Placement